KHUTBAH IDUL ADHA pendidikan nabi ibarhaim
الله
أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد.
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا . لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون . لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده . لا إله إلا الله والله أكبر . الله أكبر ولله الحمد .
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وجاهد في الله حق جهاده.
اللهم صل على محمد وعلى آله وأزواجه أمهات المؤمنين وأصحابه الأخيار رضوان الله عليهم ومن دعا بدعوته وسلك سلوكه واتبع سنته إلى يوم الدين . أما بعد أيها المسلمون أوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل.
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا . لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون . لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده . لا إله إلا الله والله أكبر . الله أكبر ولله الحمد .
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وجاهد في الله حق جهاده.
اللهم صل على محمد وعلى آله وأزواجه أمهات المؤمنين وأصحابه الأخيار رضوان الله عليهم ومن دعا بدعوته وسلك سلوكه واتبع سنته إلى يوم الدين . أما بعد أيها المسلمون أوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل.
Oleh : Aulia Nur Basmalah, S.Pd.I
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Alhamdulillahi Robbil Alamin,
Pada pagi yang penuh barokah ini, kembali Allah SWT mempertemukan kita di
tempat yang mulia ini dalam rangka menta’zhimkan syi’ar agamaNya. Bertakbir
mengagungkan asmaNya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala
karuniaNya, kemudian akan dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban, sebagai
manifestasi ketaatan terhadap perintahNya, meneladani RasulNya serta
memperingati peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail
’alaihimassalam.
Sungguh ada hubungan antara
pelaksanaan shalat ‘iedul adha, penyembelihan qurban, dengan eksistensi kita
bahkan masa depan kita sebagai umat beriman. Sebagaimana digambarkan dalam
Surah al Kautsar:
INNAA A’THAINAAKAL KAUTSAR
FASHALLI LIRABBIKA WANHAR
INNA SYAANI-AKA HUWAL ABTAR
Dalam Surat Al Kautsar
sungguh memberi kabar gembira kepada kita umat akhir zaman. Betapa Allah SWT
memuliakan kita umat islam dengan nikmat yang banyak,baik yang jasman maupun
rohani, coba kita hitung jika kita
mampu, berapa ratus nafas yang kita hirup sejak hidup kita, berapa kali kedipan
mata untuk melindungi bola mata kita tiap harinya, dan berapa juta kali jantung
kita berdetak yang jika semenit saja berhenti maka berhenti juga kehidupan kita
di dunia, belum lagi dengan adanya nikmat Islam dan Iman yang begitu
berharganya yang akan membawa kita ke dalam syurga Allah SWT. Ini semua adalah ”busyra”
kabar gembira, bahwa jika kita memenuhi syaratNya maka semua karunia itu pun
disediakan bagi kita. Syaratnya hanya dua saja, yaitu menunaikan shalat karena
”tha’atan wa taqarruban”, dan menyembelih binatang nahar karena ”syukran” atas
nikmat Allah yang tak terhitung satuan maupun jumlahnya. Dengan
memperbanyak shalat yang juga bermakna do’a dan banyak berkorban (tadlhiyah),
nikmat dan karunia dari Allah tidak akan pernah berkurang bagi yang
melaksanakannya. Justeru dengan jalan itu, karunia Ilahi akan terus ditambahkan
sepanjang jalan shalat dan pengorbanan. Jalan yang memastikan masa depan yang
menjanjikan kebaikan, kemajuan dan kebahagiaan.
Allahu Akkbar 3 X walillahilhamd
Tetapi sebaliknya, apabila
jalan shalat dan pengorbanan itu tidak ditempuh, karena memperturutkan
kemalasan dan kebakhilan, maka Allah tegaskan ”INNA SYAANIAKA HUAL ABTARU”. Artinya
apa, disebabkan keengganan mengikuti sunnah Rasulullah SAW berupa
penunaian shalat dan Berkurban, maka ”al abtaru” keterputusan aliran rahmat
Allah SWT telah menjadi ketetapan. Suatu gambaran masa depan yang suram, sebab
tanpa rahmat Allah maka kegelapan lahir batin telah menanti. Kegelapan
individual kemudian kegelapan sosial menjadi tak dapat dihindari.
Na’udzubillahi min dzalik..
Allahu Akkbar 3 X walillahilhamd
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Saudara-saudara
kita pagi ini berangkat menuju Mina untuk melempar Jamratul ‘Aqabah. Semalam
mereka bermalam di Muzdalifah. Kemarin mereka seharian penuh berwuquf di
‘Arafah, menadahkan tangan kepada Robb memohon ampunnya, membukakan pintu
rahmatnya. Kita yang berada di tanah air, diganti Allah dengan puasa ‘Arafah
tanggal 9 Zulhijjah yang Fadhilahnya dapat menghapuskan dosa tahun kemarin dan
dosa pada tahun ini.
صوم يوم عرفة
يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
"Puasa hari Arafah
menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa
Asyura’ menghapuskan dosa tahun sebelumnya (HR. Jamaah)
Allahu Akkbar 3 X walillahilhamd
Suara takbir, tahmid dan tahlil yang menggema ke
angkasa sejak terbenam matahari kemarin, hingga selesainya hari tasyrik tanggal
13 dzulhijjah adalah proklamasi persatuan umat Islam sedunia. Kita menyaksikan
betapa indahnya kebersamaan Kaum Muslimin mendatangi shalat ied, dan betapa
kuatnya pertautan hati mereka dalam ruku’ dan sujud di hadapan sang Khaliqnya.
Prosesi ini bernilai sakral dan berimplikasi nyata dalam membangun kekuatan
umat Islam.
Suasana yang sama hari ini, juga dirasakan jutaan
kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji di Baitullah. Mereka datang
dari seluruh penjuru dunia dengan niat dan tekad yang sama, mencapai haji yang
mabrur. Prosesi ibadah haji ini, di samping bermakna ritual pelaksanaan rukun
Islam, juga menjadi simbol persatuan umat Islam. Alhamdulillah, peserta ibadah
haji terus meningkat dan tahun berikutnya sudah menunggu antrian panjang.
Semoga makna persatuan dari perayaan hari raya Idul
Adha hari ini, menjadi spirit bersama dalam menyatukan potensi umat Islam. Setelah beberapa waktu yang lalu kita seakan akan terpecah belah dengan
adanya Proses Demokrasi Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 yang prosesnya
begitu panjang, hingga berlanjut sampai sekarang. Maka dari itu saatnya kita akhiri pertentangan yang menjerumuskan
umat kita sendiri. Hari ini kita bangkit dan kibarkan panji persatuan Umat
Islam Indonesia untuk membangun Indonesia yang lebih baik
Allahu Akbar 2x
Walillahilhamdu
Maasirol Muslimin Rahimakumullah
Maasirol Muslimin Rahimakumullah
Di tengah kebersamaan merayakan Iedul Adha ini, marilah kita sejenak perlu mengenang keteladanan Nabiullah Ibrahim a.s. dan Siti
Hajar a.s. dalam melahirkan seorang generasi teladan bernama Ismail.
Keberhasilan mereka berdua dalam mendidik putranya adalah sebuah pola
pendidikan yang telah terbukti melahirkan seorang generasi berpredikat nabi.
Keshalehan dan keta’atan Ismail diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an dan
sejarah hidupnya menjadi napak tilas pelaksanaan ibadah haji sampai hari ini.
Penyembelihan hewan qurban yang menjadi bagian dari
syari’at Islam, yang insya Allah kita laksanakan setelah shalat ied ini adalah
bentuk penjelmaan dari ketaqwaan Ismail kepada Tuhannya. Ismail a.s. ikhlash
menerima tawaran ayahandanya untuk disembelih sebagai pembuktian cintanya
kepada Allah SWT. Dia telah mampu mengalahkan keinginan nafsu dan tuntutan
dunianya, karena sadar bahwa cinta dan ridhanya kepada Allah melebihi
segalanya.
Untuk itu, kepada segenap umat Islam yang menyembelih
hewan qurban hari ini dan tiga hari tasyrik berikutnya, berqurbanlah dengan
ikhlas dengan landasan cinta dan taqwa kepada Allah SWT. hindarkan diri dari
riya’ dan motivasi yang bisa merusak pahala qurban. Allah SWT berfirtman : "Daging-daging unta
dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik." (Q.S. Al Haj : 37)
Allahu Akbar 2x
Walillahilhamdu
Maasirol Muslimin Rahimakumullah
Maasirol Muslimin Rahimakumullah
Bagaimana pola Ibrahim mencetak kader berpredikat nabi itu? Al-Qur’an
memberi gambaran dengan tahapan yang sitematis dan detail. Hal ini dapat kita
fahami dengan penjelasan berikut:
Pertama Visi pendidikan Ibrahim adalah mencetak generasi shaleh yang
menyembah hanya kepada Allah SWT. Dalam penantian panjang beliau berdo’a agar
diberi generasi shaleh yang dapat melanjutkan perjuangan agama tauhid. Visi
Ibrahim ini diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an:
"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (Q.S. Ash Shaaffaat
: 100)
Nabi Ibrahim sangat konsisten
dengan visi ini, tidak pernah terpengaruh predikat dan titel-titel selain
keshalehan. Dalam mentransfer nilai kepada anaknya, Ibrahim selalu bertanya
Maata’buduuna min ba’dii bukan Maata’kuluuna min ba’dii. "Nak, apa yang
kau sembah sepeninggalku?" bukan pertanyaan "Apa yang kamu makan
sepeninggalku?" Ibrahim tidak terlalu khawatir akan nasib ekonomi anaknya
tapi Ibrahim sangat khawatir ketika anaknya nanti menyembah tuhan selain Allah
SWT.
Kedua, Misi pendidikan Ibrahim adalah mengantar
Ismail dan putra-putranya mengikuti ajaran Islam secara totalitas. Keta’atan
ini dimaksudkan sebagai proteksi agar tidak terkontaminasi dengan ajaran
berhala yang telah mapan di sekitarnya . Allah SWT menjelaskan harapan Ibrahim
dengan sebuah do’anya:
"Dan
Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih
agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam". (Q.S. Al Baqarah : 132)
Ketiga, Kurikulum pendidikan Ibrahim juga sangat
lengkap. Muatannya telah menyentuh kebutuhan dasar manusia. Aspek yang
dikembangkan meliputi: Tilawah untuk pencerahan intelektual, Tazkiyah untuk
penguatan spiritual, Taklim untuk pengembangan keilmuan dan Hikmah sebagai
panduan operasional dalam amal-amal kebajikan. Muatan-muatan strategis
pendidikan Ibrahim tersebut, Allah SWT telah jelaskan secara terperinci dalam
firman-Nya: "Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah : 129)
Keempat Lingkungan pendidikan Ibrahim untuk putranya
bersih dari virus aqidah dan akhlaq. Beliau dijauhkan dari berhala dunia,
fikiran sesat, budaya jahiliyah dan prilaku sosial yang tercela. Hal ini
dipilih agar fikiran dan jiwanya terhindar dari kebiasaan buruk di sekitarnya. Selain jauh dari perilaku
yang tercelah, tempat pendidikan Ismail juga dirancang menjadi satu kesatuan
dengan pusat ibadah ‘Baitullah’. Hal ini dipilih agar Ismail tumbuh dalam
suasana spritual, beribadah (shalat) hanya untuk Allah SWT. Kiat ini sangat
strategis karena faktor lingkungan sangat berpengaruh kepada perkembangan
kejiwaan anak di sekitarnya.
Pemilihan tempat (bi’ah) yang strategis untuk pendidikan Ismail secara khusus Allah SWT abadikan dalam al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
Pemilihan tempat (bi’ah) yang strategis untuk pendidikan Ismail secara khusus Allah SWT abadikan dalam al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
Artinya: "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
Mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.S. Ibrahim : 37)
Allahu Akbar 2x
Walillahailhamdu
Masyirol Muslimun Rahimakumullah
Pendidikan Nabiullah Ibrahim memang patut dicontoh. Beliaulah satu-satunya nabi yang berhasil mengantar semua anaknya menjadi nabi. Dan dari keturunan anak cucu beliau muncul nabi akhir zaman, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana dengan hasil pendidikan kita. Susah untuk membandingkannya, realitas anak didik kita hari ini sangat jauh dari hasil yang dicapai Ibrahim mendidik anak cucunya. Kita harus jujur bahwa hari ini kita mengalami degradasi moral yang parah. Para anak didik kita kehilangan orientasi dan celupan nilai. Yang terjadi adalah penetrasi budaya luar membentuk prilaku baru yang jauh dari nilai-nilai keislaman.
Kita sudah lama dan berulang-ulang mendengar dan menyaksikan betapa suramnya masa depan anak didik kita. sebagai data menurut Riset Strategi Nasional Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Survei yang dilakukan BKKBN menyebutkan Dan 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan suami istri pra nikah.
Na’udzubillahi minzalik.
Masyirol Muslimun Rahimakumullah
Pendidikan Nabiullah Ibrahim memang patut dicontoh. Beliaulah satu-satunya nabi yang berhasil mengantar semua anaknya menjadi nabi. Dan dari keturunan anak cucu beliau muncul nabi akhir zaman, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana dengan hasil pendidikan kita. Susah untuk membandingkannya, realitas anak didik kita hari ini sangat jauh dari hasil yang dicapai Ibrahim mendidik anak cucunya. Kita harus jujur bahwa hari ini kita mengalami degradasi moral yang parah. Para anak didik kita kehilangan orientasi dan celupan nilai. Yang terjadi adalah penetrasi budaya luar membentuk prilaku baru yang jauh dari nilai-nilai keislaman.
Kita sudah lama dan berulang-ulang mendengar dan menyaksikan betapa suramnya masa depan anak didik kita. sebagai data menurut Riset Strategi Nasional Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Survei yang dilakukan BKKBN menyebutkan Dan 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan suami istri pra nikah.
Na’udzubillahi minzalik.
Dampak yang sangat tragis adalah terjangkitnya Virus AIDS
dan HIV pada anak anak kita. Laporan perkembangan HIV/AIDS akhir tahun 2013
kemarin yang bersumber dari Kementrian Kesehatan RI menyebutkan 20% penderita
virus ini adalah dari kalangan remaja usia 14-24 tahun., tentu yang belum terdata lebih besar jumlahnya. Penyakit
yang belum ada obatnya ini, sebagian besar
terjangkit lewat hubungan di luar ikatan pernikahan.
Selain itu yang tidak kalah bahayanya
adalah Narkoba. barang haram ini sudah bisa ditemukan di sembarang tempat.
Meski ada larangan, tapi peredarannya semakin meluas. Terakhir Lembaga
Pemasyarakatan sebagai tempat rehabilitasi mental dan moral masyarakat juga
ditemukan jaringan peredarannya secara gelap. Pengguna Narkoba untuk
kawula muda, pelajar dan mahasiswa juga akan terus meningkat. Lingkungan dan
pola interaksi sangat memungkikan bagi mereka untuk terjaring Narkoba..
Allahu Akbar 2x Walillahilhamdu
Maasirol Muslimin Rahimakumullah
Tidak ada kata terlambat, sekarang kita harus bangkit
menyelamatkan mereka. Hal paling perioritas dari nilai-nilai pendidikan Ibrahim
yang harus menjadi pola hari ini adalah bi’ah atau penciptaan lingkungan yang
mendidik. Lingkungan pendidikan harus bebas dari virus aqidah dan akhlaq. Perlu
suaka generasi (kawasan steril) buat perkembangan dan pertumbuhan setiap anak.
Para orang tua, Tokoh Masyarakat dan Pengelola Pendidikan hari
ini harus mencontoh keberanian Ibrahim dan Siti Hajar dalam mengamankan Ismail
jauh dari lingkungan buruk. Harus ada benteng yang kuat untuk mengamankan anak
kita dari pengaruh narkoba, judi, seks bebas dan kekerasan. Melepas anak berada
dalam lingkungan yang buruk seperti ini, berarti kita telah menghancurkan masa
depan mereka.
Desain pendidikan memang harus jauh dari segala keburukan. Lingkungan yang buruk sangat berpotensi merusak akhlaq dan kepribadian anak. Rasulullah SAW telah memberikan rambu-rambu agar menghidari setiap orang atau lingkungan yang bisa berpengaruh negatif terhadap jiwa kita. Sebagaimana sabda beliau:
Iyyaaka waqariinassu’ fainnaka bihi tu’rafu "Hindari olehmu bergaul dengan orang jahat karena kamu akan dikenal dengan kejahatannya" (Al-hadits)
Desain pendidikan memang harus jauh dari segala keburukan. Lingkungan yang buruk sangat berpotensi merusak akhlaq dan kepribadian anak. Rasulullah SAW telah memberikan rambu-rambu agar menghidari setiap orang atau lingkungan yang bisa berpengaruh negatif terhadap jiwa kita. Sebagaimana sabda beliau:
Iyyaaka waqariinassu’ fainnaka bihi tu’rafu "Hindari olehmu bergaul dengan orang jahat karena kamu akan dikenal dengan kejahatannya" (Al-hadits)
Seakan Ada kesalahan kita dalam menilai keberhasilan
anak-anak kita. Terkadang kita sangat bangga ketika anak kita meraih juara
olimpiade sains atau menjadi siswa teladan dalam prestasi akademik. Namun kita
jarang menghubungkan prestasi mereka dengan akhlaq dan kepribadiannya. Maka
menjadi lumrah kita dapatkan, anak-anak cerdas secara intlektual dan skill
tinggi tapi ibadah, akhlaq dan kepribadiannya sangat memprihatinkan. Padahal kepada Anak yang sholehlah harapan kita kelak, ketika semua amal
sudah terputus Allah, maka doa anak yang sholeh itulah yang dapat menyelamatkan
kita sebagai mana Rasulullah bersabda :
سُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ
الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَ عَنْ
أبِى
(صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)
“Jika anak
Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah
jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR
Muslim).
Selain itu Anak-anak kita hari ini adalah
pemimpin bangsa di masa datang. Di pundak mereka terpikul nasib bangsa ini.
Kalau mereka baik maka selamatlah bangsa ini, tapi kalau mereka rusak maka
bangsa ini tinggal menunggu kehancurannya. Untuk itu, sekali lagi mari kita
antar mereka menjadi generasi shaleh, yaitu generasi yang beriman, cerdas dan
berakhlaq mulia. Integritas seperti inilah yang dimiliki Ismail a.s. sehingga
bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Allah SWT dan menjadi warisan sejarah
generasi berikutnya.
Di akhir khutbah ini, dengan penuh khusyu’ dan tadarru, kita berdo’a kepada Allah SWT semoga perjalanan hidup kita senantiasa terhindar dari segala keburukan yang menjerumuskan umat Islam. Semoga dengan do’a ini pula, kiranya Allah SWT berkenan menyatukan kita dalam kebenaran agama-Nya dan memberi kekuatan untuk memenangkannya. Amin Ya Robbal 'Alamain
Di akhir khutbah ini, dengan penuh khusyu’ dan tadarru, kita berdo’a kepada Allah SWT semoga perjalanan hidup kita senantiasa terhindar dari segala keburukan yang menjerumuskan umat Islam. Semoga dengan do’a ini pula, kiranya Allah SWT berkenan menyatukan kita dalam kebenaran agama-Nya dan memberi kekuatan untuk memenangkannya. Amin Ya Robbal 'Alamain
Komentar
Posting Komentar